

Jawapostnews.co.id, Palangkaraya – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di salah satu gerai Indomaret wilayah Kereng Bengkirai, Jalan Trans Kalimantan KM 9, Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya. Seorang oknum kasir berinisial D (diketahui bernama Devi) diduga menaikkan harga barang secara sepihak kepada pelanggan tanpa persetujuan atasan. Tindakan itu langsung menuai kecaman dari konsumen dan menjadi perhatian publik.
Korban dalam kejadian ini adalah Tri Wandono, anak dari jurnalis nasional Irawatie. Tri mengaku telah mengingatkan agar tidak ada manipulasi harga saat berbelanja di gerai tersebut. Namun sayangnya, peringatan itu diabaikan. Sang kasir justru bersikap arogan dan dinilai tidak profesional saat menerima keluhan pelanggan.
“Sudah saya bilang baik-baik, tapi malah dijawab dengan nada tinggi. Padahal saya hanya minta kejelasan soal harga. Tidak ada keinginan lain selain kejujuran,” ujar Tri kepada media.
Melihat tidak adanya itikad baik dari pihak gerai, laporan langsung dilayangkan ke kantor pusat PT Indomarco Prismatama. Respon cepat pun datang dari pusat: perusahaan mengirimkan perwakilan resmi bernama Ruth Sri Rahayu untuk menyampaikan permohonan maaf langsung ke kediaman keluarga korban.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tindakan sepihak dari karyawan kami tidak mencerminkan nilai perusahaan. Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan mengambil langkah tegas,” ucap Ruth di hadapan keluarga Tri dan Irawatie.
Ruth datang tidak hanya sebagai bentuk permintaan maaf, tetapi juga membawa pesan bahwa Indomaret berkomitmen menjaga kepercayaan masyarakat sebagai jaringan minimarket terbesar di Indonesia yang telah berdiri puluhan tahun.
Sebagai bagian dari Salim Group, PT Indomarco Prismatama memahami bahwa satu tindakan buruk dari oknum bisa mencoreng reputasi perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen memastikan akan memperketat pengawasan internal dan meningkatkan pelatihan etika pelayanan bagi seluruh karyawan.
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa pelayanan publik membutuhkan integritas dan empati. Kasus tersebut juga mendorong perbincangan hangat di media sosial terkait perlindungan konsumen dan pentingnya akuntabilitas dalam bisnis waralaba.
“Jangan anggap remeh konsumen. Mereka bukan hanya pembeli, mereka adalah pengawas utama kualitas layanan kita,” ungkap Irawatie, yang juga menegaskan bahwa tindakan semacam ini tak boleh dibiarkan berulang.
Kini, semua mata tertuju pada langkah konkret Indomaret ke depan dalam menyikapi kasus ini. Publik berharap agar kejadian serupa tidak kembali terulang, dan pelayanan kepada masyarakat benar-benar dijadikan prioritas utama.
Editor: Ira/Ira
Editor: Ismail
