GEGER !.. Siapa Dalang di Balik Penangkapan JF? Wenty Buka Suara dan Mengutuk Keras Dugaan Rekayasa Kasus Penangkapan Suaminya

January 25, 2025 Hukum , Nasional

Jawapostnews.co.id, Kapuas Tengah – Kasus penangkapan JF di kawasan Mantaring, perbatasan Desa Moroi dan Pojon, semakin memanas. Wenty, istri JF, dengan tegas membuka suara dan mengutuk keras dugaan rekayasa kasus yang menjerat suaminya. Dalam pernyataannya kepada media melalui sambungan telepon, Wenty mengungkapkan keyakinannya bahwa penangkapan suaminya bukanlah kejadian kebetulan, melainkan sebuah rencana yang telah diatur oleh oknum tertentu.

“Saya yakin ini bukan kebetulan. Ada segerombolan oknum yang sengaja menjebak suami saya. Mereka mungkin sedang mengejar target tertentu, apalagi ini awal tahun baru. Saya merasa semua ini sudah direncanakan, dan suami saya dijadikan kambing hitam,” ucap Wenty penuh emosi. Sabtu, (25/1/2025).

Wenty juga menyebut adanya kejanggalan dalam proses penggerebekan yang dilakukan di sebuah pondok tempat suaminya bekerja. Dua wanita, Az alias Azizah dan Yn alias Yuna, yang turut terjerat dalam penggerebekan tersebut, justru dibebaskan dengan alasan yang menurut Wenty sangat janggal.

“Azizah dan Yuna sudah empat hari berada di pondok bersama suami saya. Kalau mereka tidak terlibat, apa yang mereka lakukan di sana? Ini tidak masuk akal! Saya curiga ada sesuatu di balik pembebasan mereka. Apakah mereka menyogok oknum penyidik atau bagaimana? Kenapa hanya suami saya yang ditetapkan sebagai tersangka?” tegas Wenty.

Kronologi Kejadian yang Mencurigakan

Penangkapan JF terjadi beberapa hari lalu di kawasan perbatasan Moroi dan Pojon. Dalam penggerebekan tersebut, JF bersama dua wanita, Azizah dan Yuna, ditemukan di sebuah pondok. Barang bukti berupa narkoba ditemukan di lokasi, dan JF langsung ditetapkan sebagai tersangka. Namun, Azizah dan Yuna, yang diduga sebagai pengguna, justru dibebaskan dan hanya dikenakan rehabilitasi.

Wenty mengungkapkan, penangkapan tersebut dilakukan tanpa adanya pemberitahuan resmi kepada RT setempat atau surat izin penggeledahan yang jelas. Hal ini menambah kecurigaan Wenty dan keluarganya bahwa suaminya dijebak untuk memenuhi target operasi oknum tertentu.

“Saya keberatan karena penangkapan ini tidak dilengkapi surat izin. Tidak ada pemberitahuan kepada RT setempat. Ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada permainan di balik kasus ini,” tambahnya.

Laporan Ditolak, Oknum Polisi Bungkam

Wenty mengaku telah mencoba melaporkan dugaan rekayasa kasus dan pembiaran terhadap Azizah dan Yuna ke Polsek Kapuas Tengah. Namun, laporan tersebut ditolak dengan alasan tidak adanya bukti kuat.

“Saya mau buat laporan, tapi malah ditolak dengan alasan tidak ada bukti kuat. Salah satu oknum polisi bilang, ‘Kami hanya menindak narkoba, tidak menangani masalah perselingkuhan.’ Ini jelas-jelas ada yang tidak beres!” ujar Wenty dengan nada kesal.

Lebih lanjut, upaya media untuk mengonfirmasi kasus ini kepada Kapolsek Kapuas Tengah juga tidak membuahkan hasil. Telepon dan pesan WhatsApp awak media terus-menerus ditolak.

Harapan Wenty untuk Keadilan

Wenty berharap agar kasus ini segera diusut tuntas, termasuk peran kedua wanita yang diduga sengaja dijadikan umpan untuk menjebak suaminya. Ia juga meminta agar oknum-oknum yang terlibat dalam rekayasa kasus ini ditindak tegas.

“Saya ingin keadilan ditegakkan. Jangan hanya suami saya yang diproses, sementara dua wanita itu bebas dengan alasan yang tidak masuk akal. Pengguna maupun pengedar narkoba seharusnya sama-sama mendapatkan sanksi hukum. Jangan sampai ada udang di balik bakwan!” tegas Wenty.

Ia juga meminta agar Kapolsek Kapuas Tengah bersikap transparan dan tidak melindungi oknum-oknum yang terlibat dalam kasus ini.

“Kapolsek harus buka suara! Jangan bungkam seperti ini. Kami hanya ingin keadilan untuk keluarga kami. Perbuatan oknum-oknum ini telah merugikan saya dan keluarga saya,” pungkasnya dengan nada penuh harap.

Kasus penangkapan JF kini menjadi sorotan publik. Dugaan rekayasa, pembebasan yang janggal terhadap dua wanita, serta pembungkaman dari pihak kepolisian semakin memperkuat kecurigaan bahwa ada permainan di balik kasus ini. Hingga berita ini diturunkan, pihak Polsek Kapuas Tengah belum memberikan tanggapan resmi, sementara Wenty dan keluarganya terus memperjuangkan keadilan.

Kasus ini menjadi peringatan bahwa keadilan tidak hanya tentang menegakkan hukum, tetapi juga tentang memastikan tidak ada pihak yang disalahkan secara sepihak demi memenuhi target tertentu.

Publik kini menantikan langkah tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini.

 

Reporter: irawatie/ira

Author :
RELATED POSTS