

Tangsel, Jawapostnews.co.id Penutupan pintu akses jalan utama menuju Pasar Tradisional Ciputat memicu keresahan puluhan pedagang. Sejak akses tersebut ditutup, pengunjung pasar disebut-sebut menurun drastis. Hal ini berdampak langsung terhadap omset harian para pedagang yang menggantungkan hidupnya di pusat perdagangan tradisional tersebut.
Sekitar 50 pedagang yang tergabung dalam Perkumpulan Pedagang Pasar Ciputat (P3C) mendatangi kantor pengelola Plaza Ciputat, PT Betania, pada Senin pagi (21/7). Mereka datang tidak lain untuk menyampaikan keluhan atas penutupan akses jalan pasar yang dinilai menyulitkan aktivitas jual beli.
Rombongan pedagang diterima langsung oleh pihak manajemen Plaza Ciputat. Dalam pertemuan yang berlangsung cukup hangat tersebut, hadir Ketua P3C Yuli Syarlis, yang turut didampingi oleh Kuasa Hukum para pedagang, Jamal Abdul Nasir, SH.
Dalam dialog terbuka itu, Yuli menyampaikan dua poin utama kepada pengelola. Pertama, para pedagang berharap agar pihak PT Betania bersedia duduk bersama dan mendengarkan langsung keluhan mereka. Ia juga berharap Pemkot Tangerang Selatan segera turun tangan dan mengambil kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.
“Kami minta pemerintah membuka kembali pintu akses masuk ke area pasar tradisional Ciputat. Penutupan ini membuat pengunjung kesulitan masuk, dan berdampak pada turunnya pendapatan kami,” ujar Yuli di hadapan awak media.
Kedua, para pedagang secara tegas menolak alih fungsi akses jalan pasar menjadi area parkir berbayar (skorparking). Menurut mereka, kebijakan tersebut tidak memiliki dasar yang berpihak pada kelangsungan ekonomi rakyat kecil.
Kuasa Hukum pedagang, Jamal Abdul Nasir, SH, menambahkan bahwa pasar tradisional seharusnya memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dan bukan justru dibebani dengan pungutan tambahan.
“Pasar tradisional itu tempat perputaran ekonomi rakyat. Kalau akses masuknya dijadikan parkir berbayar, ini memberatkan pengunjung dan merugikan pedagang. Kami menolak tegas,” tegas Jamal.
Sementara itu, pihak manajemen Plaza Ciputat PT Betania menjelaskan bahwa seluruh kebijakan yang diambil sudah mengantongi izin dari instansi terkait. Namun demikian, mereka menyatakan akan menampung seluruh aspirasi pedagang dan meminta waktu untuk membahas persoalan tersebut secara internal.
“Kami tidak menutup mata terhadap keluhan yang disampaikan. Semua akan kami musyawarahkan secara internal dan kami akan segera memberikan tanggapan,” ujar perwakilan pengelola kepada wartawan.
Kondisi ini memunculkan desakan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk turun tangan secara langsung menyelesaikan konflik antara pedagang pasar dengan pengelola plaza. Warga berharap agar pasar tradisional tetap menjadi pusat ekonomi yang mudah diakses dan ramah terhadap masyarakat.
(Laporan: Teten Jaguar | Editor: Redaksi)
www.jawaposnews.co.id
