Oknum Preman Berkedok Wartawan Diduga Minta Setoran di Acara Ritual Tiwah: Warga Kapuas Tengah Resah

August 6, 2025 Nasional
Foto: ilustrasi/istimewa

Jawapostnews.co.id, Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah – Masyarakat Desa Hurung Pukung, Kecamatan Kapuas Tengah, dibuat resah oleh ulah seorang oknum yang mengaku sebagai wartawan, berinisial RTN, warga Desa Pojon. Ia diduga kerap meminta setoran uang dari para pemilik lapak judi yang muncul di sekitar acara adat Tiwah, sebuah ritual sakral masyarakat Dayak.

Keresahan ini mencuat di tengah belum usainya kasus oknum preman sebelumnya, WL, yang juga mengaku sebagai wartawan dan sempat mengancam sejumlah jurnalis serta pimpinan redaksi media lokal. Kini muncul kembali sosok lain yang melakukan hal serupa dengan modus berbeda.

Menurut laporan warga, RTN disebut-sebut hampir setiap malam meminta uang setoran sebesar Rp500 ribu kepada setiap lapak judi yang ada di area ritual Tiwah. Ironisnya, permintaan itu tetap dilakukan meskipun tidak ada aktivitas perjudian pada malam tersebut.

“Sangat meresahkan. Ada atau tidak ada tamu yang datang main judi, kami tetap diminta Rp500 ribu. Ini bukan pertama kali terjadi. Hampir setiap acara adat, dia muncul dengan atribut seperti wartawan dan mengaku dekat dengan pihak kepolisian,” ujar salah satu warga pemilik acara Tiwah yang enggan disebutkan namanya.

Acara Tiwah dalam tradisi masyarakat Dayak merupakan momen sakral untuk menghormati orang tua atau leluhur yang telah wafat, dengan cara mengangkat dan membersihkan tulang belulangnya untuk ditempatkan di tempat yang lebih layak.

“Kami ini asli Dayak. Acara Tiwah ini bukan bisnis, tapi penghormatan kami kepada orang tua yang sudah meninggal. Tapi kalau setiap malam ada yang datang pakai baju wartawan dan minta uang, ini benar-benar mengganggu. Kami mohon pihak kepolisian menindak tegas,” tegas pemilik acara.

Salah satu warga lain menyebut bahwa RTN kerap kali menunjukkan identitas dan atribut yang mengesankan dirinya sebagai wartawan resmi, meskipun masyarakat sendiri tidak mengetahui dengan jelas apakah yang bersangkutan benar-benar terdaftar sebagai jurnalis atau hanya menggunakan KTA wartawan gadungan untuk menakut-nakuti warga.

“Kami tidak tahu, apakah dia benar wartawan atau hanya dari salah satu lembaga. Tapi yang jelas, tindakannya membuat kami tidak nyaman dan mencoreng nilai-nilai adat kami,” ujar warga tersebut kepada tim redaksi Jawapostnews.id.

Warga Minta Aparat Bertindak Tegas

Masyarakat berharap, melalui media massa yang kredibel, suara mereka bisa didengar oleh aparat hukum, khususnya Polsek Kapuas Tengah, agar segera melakukan penyelidikan dan menindak tegas oknum yang menyalahgunakan profesi wartawan untuk kepentingan pribadi dan merusak acara adat masyarakat.

“Silakan saja kalau mau nonton ritual Tiwah, tapi jangan ganggu kami dengan intimidasi dan permintaan uang setiap malam. Ini acara keluarga, bukan pasar malam,” tutup warga penuh harap.

Kejadian ini menambah catatan buruk terkait maraknya penyalahgunaan atribut wartawan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Pers yang seharusnya menjadi pilar keempat demokrasi dan penjaga kebenaran, justru dicoreng oleh tindakan premanisme berkedok jurnalis.

 

Penulis: Irawatie

Redaksi: Jawapostnews.id

Author :
RELATED POSTS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *