Tambang Emas Kalteng Memanas: Rakyat Menggugat, Gubernur Bungkam

August 13, 2025 Nasional
Foto: istimewa

Palangka Raya, Jawapostnews.co.id – Suara rakyat Kalimantan Tengah meledak di tengah hiruk-pikuk dunia pertambangan emas yang kini dilanda badai kebijakan. Pencabutan izin tambang oleh Gubernur Kalteng membuat ribuan pekerja tambang tradisional terpukul. Bagi mereka, keputusan itu ibarat palu godam yang menghantam periuk nasi.

Di pelosok kampung, suara protes tak lagi bisa dibendung. Para tokoh adat, pengusaha lokal, hingga penambang mengeluhkan kebijakan yang dinilai “mematikan” hidup rakyat kecil.

“Kalau memang kebijakan itu untuk kesejahteraan rakyat, rakyat yang mana? Kami di lapangan makin susah,” tegas seorang Demang adat yang enggan disebut namanya.

Seorang pengamat politik lokal berinisial HT bahkan menyebut langkah gubernur itu sebagai bentuk “pembunuhan tidak langsung” terhadap rakyat Kalteng. Ia menilai, pemerintah seharusnya mendengar jeritan warga sebelum membuat keputusan sepihak.

“Kami Bukan Bandel, Tapi Butuh Solusi”

Suara lantang juga datang dari D, seorang pengusaha tambang emas yang telah bertahun-tahun menggerakkan roda ekonomi di kampungnya. Ia menegaskan bahwa pencabutan izin seharusnya berada di bawah kewenangan Dinas Perizinan, bukan gubernur secara langsung.

“Kami ini bukan pembangkang. Tapi kalau mau cabut izin, beri juga kami jalan keluar. Jangan matikan usaha rakyat lalu diam,” ujar D melalui sambungan WhatsApp.

Nada getir muncul dari ED, seorang penambang yang mengakui aktivitasnya ilegal, namun menyebut bahwa banyak pihak ikut menikmati hasil jerih payah mereka.

“Pak Gubernur, kalau izin kami dihapus, apa kerjaan yang Bapak kasih untuk kami? Jangan cuma cabut izin, tapi kasih juga mata pencaharian baru. Staf Bapak saja banyak yang nganggur dan sering main akal dengan rakyat. Maaf, saya sebut saja, ada oknum wartawan, ada oknum LSM, mereka juga ikut makan dari keringat kami,” ujarnya blak-blakan.

Gubernur Masih Bungkam

Meski suara rakyat semakin keras, hingga berita ini diterbitkan, Gubernur Kalteng belum memberikan tanggapan resmi. Beberapa kali dihubungi melalui pesan WhatsApp, tak ada balasan.

Sementara itu, di lapangan, penambang terus bekerja di bawah bayang-bayang razia. Bagi mereka, setiap ayunan cangkul kini bukan hanya mencari emas, tapi juga mempertaruhkan masa depan keluarga.

 

 

Jurnalis: irawatie

Author :
RELATED POSTS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *